Wednesday, May 26, 2010

Beberapa Istilah Dalam Bermain Gitar

Berikut ini akan dijelaskan beberapa istilah tehnik dalam bermain gitar

● Alternate picking = yaitu tehnik menggunakan pick/ klaber untuk memetik senar pada gitar dengan cara up down up down, pada sebuah melody atau komposisi lagu.

● Slide = yaitu tehnik menggeserkan posisi jari kita, untuk mendapatkan nada yang lebih tinggi, atau lebih rendah, tanpa harus berpindah snar. Cotohnya kita menekan fret 5 senar ke 6 dengan cara slide kita geserkan tangan kita ke fret 7, namun di snar yang sama, yaitu snar 6 tanpa di lepas.

● Hammer on = yaitu tehnik memukulkan kepala jari ke fret ke lain, contonhya kita tekan fret 5 senar ke 6 dengan dengan jari telunjuk, lalu dengan tehnik hamer on kita pukulkan kepala jari kelingking ke fret 7 tanpa di petik, dan tanpa memindahkan jari telunjuk di fret 5.

● Pull of = yaitu kebalikan dari tehnik hammer on , yaitu melepas fret 7 dan akan menghasilkan nada pada fret ke 5 tanpa di petik oleh klaber.

● Typing = yaitu perpaduan antara hamer on dan pull of, dengan melibatkan jari tangan kanan yang di pukulkan ke fret tertentu untuk nada tertentu, sehingga pada kecepatan tertentu akan menghasilkan suara yang mungkin bagi orang awan tehnik yang sangat sulit, padahal teorinya cukup mudah. Tapi menuntut konsentrasi.

● Sweep = yaitu tehnik yang paling sulit diantara tehnik tehnik diatas. Kita dituntut untuk melakukan picking se arah dengan imbasnya tangan kiri pada kecepatan tertentu. Namun untuk latihan awal hendaknya di lakukan pada kecepatan lambat dulu. Hingga jari merasa nyaman, baru kecepatan di naikan. Intinya hanya memainkan notasi secara berurutan, namun kekompakan dengan tangan kanan dalam bermain picking menjadi modal keasikan dalam memainkannya.

Lainnya:

● Hammer on : Petik not awal (nada pertama) / not lebih rendah dengan cara picking(memetik dengan pick) lalu bunyikan not lebih tinggi dengan jari lain dengan tanpa picking lagi

● Pull off : Tempatkan jari bersamaan pada not-not yang akan dibunyikan. Petik not awal, tarik jari pertama anda (yang memetik not awal) untuk membunyikan not berikutnya

● Slide : Petik not awal, geser jari pada not berikutnya (lebih rendah atau tinggi). Ada dua slide disini, pertama: tanpa memetik not berikutnya (sekali petik 2 not), kedua: dengan memetik not berikutnya (dua petik, 2 not)

● Pick slide : Bunyikan not dengan memakai sisi pick, sehingga muncul suara gerit/ seret(scratch)

● Tapping : Dengan ujung jari telunjuk atau tengah ketuklah not yang ingin dibunyikan pada fretboard

● Trill : Selang-seling dengan cepat antara not awal dan kedua memakai hammer on dan pull off

● Bend : Tekan kuat jari kiri pada fretboard kemudian naikkan jari anda hingga nada yang dihasilkan menjadi naik

● Bend and Release : Petik, bending hingga nadanya naik 1/2 atau 1, kemudian balik lagi ke nada awalnya

● Pre Bend : Bending dulu hingga nadanya naik 1/2 atau 1, baru dipetik

● Pre Bend and Release : Bending dulu hingga nadanya naik 1/2 atau 1, petik, bending lagi hingga bunyinya balik ke not awal

● Unison Bend : Bending dua buah not bersamaan

● Vibrato : Efek getar, dengan bending, getarkan senar dengan bending naik turun secara cepat, bisa dengan tangan kiri atau memakai tremolo/whammy bar

● Wide atau Exaggerated Vibrato : Bending naik turun lebih kuat lagi dari vibrato biasa

● Natural Harmonic : Bunyikan not dengan menyentil (menyentuh ringan) dengan jari kiri hingga berbunyi seperti lonceng "ting"

● Artificial Harmonic : Bunyikan not dengan seperti biasa, cuman pada picking tangan kanan iringi dengan sisi jempol, atau pucuk jari telunjuk, dengan volume atau tingkat efek distorsi tinggi akan menghasilkan bunyi decit

● Harmonic Tremolo Bar : Memakai tremolo/whammy bar, turunkan not pada tablature sejauh yang ditunjukkan, lalu balikkan lagi ke not awalnya

● Palm Muting : Diamkan not yang bersuara dengan telapak tangan kanan(bagi left handed guitarist kiri)

● Muffled Strings : Letakkan jari dengan tanpa menekan terlalu kuat pada fretboard sehingga menghasilkan sound percussive

● Alternatif Picking : Tehnik yang digunakan untuk memetik senar pada gitar dengan cara up down up down.

● Double stop / Double not : Membunyikan dua not sekaligus secara bersamaan Sweep Dalam beberapa not Kita dituntut untuk melakukan picking se arah (up / down) dengan imbasnya tangan kiri haruslah mempunyai kecepatan untuk mengimbangi tangan kanan (disapu)..he..he..gitu aja ah...

● String Skipping : Teknik mendapatkan suara dengan cara melewatkan/melompati satu atau beberapa senar gitar sekaligus

~¤ Fareed Read ¤~

Monday, May 24, 2010

Aishiteru - Zivilia

Menunggu sesuatu yang sangat menyebalkan bagiku
Saat ku harus bersabar dan trus bersabar
Menantikan kehadiran dirimu
Entah sampai kapan aku harus menunggu
Sesuatu yang sangat sulit tuk kujalani
Hidup dalam kesendirian sepi tanpamu
Kadang kuberpikir cari penggantimu
Saat kau jauh disana

Walau raga kita terpisah jauh
Namun hati kita selalu dekat
Bila kau rindu pejamkan matamu
Dan rasakan a a a aku
Kekuatan cinta kita takkan pernah rapuh
Terhapus ruang dan waktu
Percayakan kesetiaan ini
Pada ketulusan a a ai aishiteru

Gelisah sesaat saja tiada kabarmu kucuriga
Entah penantianku takkan sia- sia
Dan berikan satu jawaban pasti
Entah sampai kapan aku harus bertahan
Saat kau jauh disana rasa cemburu
Merasuk kedalam pikiranku melayang
Tak tentu arah tentang dirimu
Apakah sama yang kau rasakan
Satu sendiri pikiran melayang terbang
Perasaan resah gelisah
Jalani kenyataan hidup tanpa gairah
O…wu..wo..o..
Lupakan segala obsesi dan ambisimu
Akhiri semuanya cukup sampai disini
Dan buktikan pengorbanan cintamu untukku
Kumohon kau kembali...

Kimita tuokukitemo
Kiminoi shuaguaratala
Shiniteruyo shiniteruyo
Wo wo wo.. Wo wo wo..a a ai aishiteru


In this note at fb: Fareed Read
Aishiteru By Fhie Ittu Chadonx

~¤ Fareed Read ¤~

Cinta - d'Bagindaz

[intro] Em Bm C G Em Bm C D G C G Berapa kali ku harus katakan cinta G C D berapa lama ku harus menunggumu C G Diujung gelisah ini aku C G tak sedetikpun tak ingat kamu Em Bm namun dirimu masih begitu C D acuhkanku tak mau tahu Em Bm Luka, luka, luka yang kurasakan C G bertubi, tubi, tubi engkau berikan Em Bm cinta ku bertepuk sebelah tangan C D tapi aku balas senyum keindahan [chorus] Em D bertahan satu cinta C G bertahan satu C.I.N.T.A Em D bertahan satu cinta C G bertahan satu C.I.N.T.A G C G Pernahkah engkau sejenak mengingat aku G C D pernahkah ingat walau seperti angin berlalu C G Disetiap malam kini aku C G tak sedetikpun tak ingat kamu Em Bm namun dirimu masih begitu C D acuhkanku tak mau tahu Em Bm Luka, luka, luka yang kurasakan C G bertubi, tubi, tubi engkau berikan Em Bm cinta ku bertepuk sebelah tangan C D tapi aku balas senyum keindahan [chorus] Em D bertahan satu cinta C G bertahan satu C.I.N.T.A Em D bertahan satu cinta C G bertahan satu C.I.N.T.A [solo] Em Bm C G Em Bm C D Em Bm Luka, luka, luka yang kurasakan C G bertubi, tubi, tubi engkau berikan Em Bm cinta ku bertepuk sebelah tangan C D tapi aku balas senyum keindahan [chorus] Em D bertahan satu cinta C G bertahan satu C.I.N.T.A Em D bertahan satu cinta C G bertahan satu C.I.N.T.A Em D bertahan satu cinta C G bertahan satu C.I.N.T.A Em D bertahan satu cinta C G bertahan satu C.I.N.T.A

~¤ Fareed Read ¤~

TAB - Tablature

Tab adalah susunan nada-nada yg terdapat pada fretboard guitar.

~¤ Fareed Read ¤~

Tuesday, May 18, 2010

Interval

C - C = Unison
C - C#/Db= Minor 2nd
C - D = Major 2nd
C - D#/Eb= Augmented 2nd/Minor 3rd
C - E = Major 3rd
C - F = Perfect 4th
C - F#/Gb= Augmented 4th/Diminished 5th
C - G = Perfect 5th
C - G#/Ab= Augmented 5th/Minor 6th
C - A = Major 6th
C - A#/Bb= Augmented 6th/Minor 7th
C - B = Major 7th
C - C' = Octave

~¤ Fareed Read ¤~

Circle Of Fifths

~¤ Fareed Read ¤~

Monday, May 17, 2010

Nada-nada pada senar/neck guitar/fretboard

Gambar diatas adalah susunan nada yang terdapat pada neck guitar, artinya apabila Anda membunyikan salah satu senar tanpa menekan fretboard(loss senar) maka akan di peroleh nada E,B,G,D,A dan E, yaitu:
-senar kesatu(senar paling kecil dan paling bawah pada neck guitar) tanpa menekan Fretboard(loss senar) maka akan diperoleh nada E.
-senar kedua dari bawah, maka akan di peroleh nada B.
-senar ketiga dari bawah, maka akan di peroleh nada G.
-senar keempat dari bawah, maka akan di peroleh nada D.
-senar kelima dari bawah, maka akan di peroleh nada A. Dan,
-ketika Anda membunyikan senar keenam(senar paling besar dan paling atas pada neck guitar) maka akan diperoleh nada E rendah.
Apabila Anda menekan fretboard kesatu pada senar kesatu maka akan Anda peroleh naik setengah nada dari nada E yaitu F, Apabila menekan fretboard kedua pada senar kesatu maka akan Anda peroleh nada F#, dan seterusnya. karena setiap kali naik satu fret maka nada yang dihasilkan akan naik pula sebesar setengah nada.
~¤ Fareed Read ¤~

Friday, May 14, 2010

Audio Amplifier Kelas A, B, AB & D

Apa yang dimaksud dengan Kelas A, B, AB & D Audio Amplifier-Teori Operasi
Kita akan melihat definisi untuk klasifikasi utama sebagai perkenalan :
Kelas A
Dalam Kelas A penguat, perangkat output untuk terus menerus melakukan seluruh siklus, atau dengan kata lain selalu ada bias arus yang mengalir dalam perangkat output. Topologi ini memiliki paling sedikit distorsi dan merupakan yang paling linear, tetapi pada saat yang sama adalah yang paling efisien sekitar 20%. Desain biasanya tidak komplementer dengan tinggi dan rendah output samping perangkat.
Kelas B
Penguat jenis ini beroperasi dalam cara yang berlawanan untuk Kelas A amplifier. Output perangkat hanya melakukan setengah siklus sinusoidal (satu melakukan di wilayah positif, dan satu melakukan di wilayah negatif), atau dengan kata lain, jika tidak ada sinyal input maka tidak ada arus di perangkat output. Penguat kelas ini jelas lebih efisien daripada Kelas A, pada sekitar 50%, namun memiliki beberapa masalah dengan linearitas pada titik potong, karena waktu yang dibutuhkan untuk mengaktifkan salah satu perangkat dan giliran yang lain perangkat.
Kelas AB
Penguat jenis ini merupakan kombinasi dari dua tipe di atas, dan saat ini salah satu yang paling umum jenis power amplifier yang ada. Berikut kedua perangkat tersebut diizinkan untuk melakukan pada saat yang sama, tetapi hanya sejumlah kecil di dekat titik crossover. Maka tiap-tiap perangkat yang melakukan selama lebih dari setengah siklus tetapi kurang dari seluruh siklus, sehingga bawaan non-linearitas desain Kelas B diatasi, tanpa inefisiensi dari Kelas A desain. Efisiensi untuk Kelas AB amplifier adalah sekitar 50%.
Kelas D
Penguat kelas ini adalah sebuah switching atau PWM penguat seperti yang disebutkan di atas. Penguat kelas ini adalah fokus utama dari aplikasi ini catatan. Dalam jenis ini penguat, yang saklar sepenuhnya baik atau sepenuhnya off, secara signifikan mengurangi kerugian daya di perangkat output. Efisiensi 90-95% adalah mungkin. Sinyal audio digunakan untuk memodulasi sinyal pembawa yang PWM yang drive perangkat output, dengan tahap terakhir menjadi rendah pass filter untuk menghilangkan frekuensi tinggi carrier frekuensi PWM. Sebuah Kelas D penguat audio pada dasarnya merupakan switching PWM penguat atau amplifier. Ada beberapa kelas yang berbeda dari amplifier. Kelas D penguat mengambil berbagai bentuk, beberapa dapat memiliki input digital dan beberapa dapat memiliki input analog. Di sini kita akan fokus pada jenis yang memiliki analog input.
Dari klasifikasi penguat di atas, kelas A, B dan AB adalah semua apa yang disebut linier amplifier. Kami akan mendiskusikan perbedaan antara Linier dan Kelas D amplifier pada bagian berikutnya. Diagram blok penguat linear ditunjukkan di bawah ini pada Gambar 1. Dalam penguat sinyal linier selalu tetap di analog domain, dan output transistor bertindak sebagai regulator linier memodulasi keluaran tegangan. Hal ini menghasilkan jatuh tegangan output perangkat, yang mengurangi efisiensi.
Gambar 1 di atas memperlihatkan diagram blok dasar untuk Jembatan Setengah Kelas D amplifier, dengan bentuk gelombang pada setiap tahap. Rangkaian ini menggunakan umpan balik dari output dari setengah jembatan untuk membantu mengkompensasi variasi tegangan bus.
Jadi bagaimana Kelas D penguat bekerja ? Kelas D penguat Sebuah karya yang sangat banyak cara yang sama sebagai power supply PWM (kami akan menunjukkan analogi nanti). Mari kita mulai dengan asumsi bahwa sinyal input audio merupakan standar sinyal line level. Line level audio ini sinyal sinusoidal dengan frekuensi mulai dari 20Hz to 20kHz biasanya. Sinyal ini dibandingkan dengan frekuensi tinggi segitiga atau bentuk gelombang gigi gergaji untuk menciptakan sinyal PWM seperti yang terlihat dalam Gambar 2a di bawah ini. Sinyal PWM ini kemudian digunakan untuk menggerakkan kekuatan panggung, menciptakan diperkuat sinyal digital, dan akhirnya pass filter yang rendah diterapkan pada sinyal untuk menyaring frekuensi carrier yang PWM sinusoidal dan mengambil sinyal audio (juga terlihat dalam gambar 2b).
Topologi Perbandingan - Linear versus Kelas D
Dalam bagian ini kita akan membahas perbedaan antara linear (Kelas A dan Kelas AB) amplifier, dan Kelas D digital power amplifier. Utama dan Perbedaan utama antara linear dan Kelas D amplifier adalah efisiensi. Ini adalah seluruh alasan untuk penemuan Kelas D amplifier. Linear amplifier yang secara inheren sangat linier dalam hal performa, tetapi juga sangat tidak efisien sekitar 50% biasanya untuk Kelas AB amplifier, sedangkan Kelas D penguat ini jauh lebih efisien, dengan nilai-nilai dalam urutan 90% dalam praktek desain. Gambar 3 di bawah ini menunjukkan kurva efisiensi khas untuk linear dan Kelas D amplifier.

GainDengan penguat Linear gain konstan tegangan bus terlepas dari variasi, namun dengan Kelas D amplifier gain sebanding dengan tegangan bus. Ini berarti bahwa penolakan catu daya rasio (PSRR) dari Kelas D penguat adalah 0dB, sedangkan PSRR dari penguat linear sangat baik. Hal ini sering terjadi pada Kelas D penguat menggunakan umpan balik untuk mengimbangi variasi tegangan bus.
Energi ArusDalam penguat linier aliran energi selalu dari pasokan ke beban, dan dalam Kendali jembatan Kelas D amplifier ini juga benar. Setengah jembatan Namun penguat Kelas D berbeda, sebagai aliran energi dapat bi-directional, yang mengarah ke "Bus memompa" fenomena, yang menyebabkan kapasitor bus yang akan dikenakan oleh aliran energi dari beban kembali ke memasok. Hal ini terjadi terutama pada frekuensi audio rendah yaitu di bawah 100Hz.

Menggunakan Transistor Untuk Amplifier

Transistor merupakan komponen yang dapat menguatkan arus.Dengan kemampuan ini, transistor dapat dimanfaatkan dalam dua moda, yaitu moda nonlinier dan moda linier. Moda nonlinier contohnya adalah pemanfaatan transistor sebagai saklar elektronik, sedangkan moda linier adalah transistor sebagai penguat (amplifier).

Dalam penerapannya sebagai amplifier, terdapat beberapa jenis konfigurasi amplifier. Dalam halaman ini, akan dibahas tiga buah konfigurasi amplifier, yaitu amplifier kelas A, Kelas B dan kelas AB. Kelas dari amplifier ini dibedakan berdasarkan letak titik beban dari kerja transistor. Titik beban ini berada dalam garis beban seperti yang terlihat dalam Gambar 2, dengan menganggap rangkaian transistornya adalah dalam konfigurasi common emitter (seperti dalam Gambar 1).




Gambar 1. Rangkaian common emitter.

dari Gambar 1, dapat diturunkan persamaan tegangan VCC yaitu:




Gambar 2. Garis beban transistor. Transistor pad rangkaian di Gambar 1, akan memiliki titik kerja di antara titik A dan B, sepanjang garis beban. Titik A adalah daerah kerja ketika transistor mengalami kejenuhan, sedangkan titik B adalah ketika transistor cut-off.

Amplifier Kelas A
Titik beban transistor pada penguat kelas A diletakkan di antara titik A dan B, biasanya untuk menghasilkan kinerja yang baik maka titik beban diletakkan tepat di tengah-tengah garis beban. Hal ini memiliki maksud agar sinyal keluaran akan memiliki bentuk sinyal yang simetri antara siklus negatif dan positif. Supaya diperoleh titik beban yang tepat ditengah, maka VCE dirancang supaya sama besar dengan VCC/2. Untuk menghasilkan ini, maka IB dirancang supaya menghasilkan ICRC sama dengan VCC/2. Penguat kelas A dapat diwujudkan dengan rangkaian seperti Gambar 3 berikut.



Gambar 3. Penguat kelas A.


Penguat kelas A dirancang untuk menguatkan sinyal-sinyal kecil. Sedangkan kekurangan dari penguat jenis ini adalah ketika tidak ada sinyal masukan, maka transistor akan tetap mengkonsumsi arus listrik.



Amplifier Kelas B
Penguat ini diwujudkan dengan merangkai sepasang transistor komplemen seperti pada Gambar 4. Berbeda dengan penguat kelas A, titik beban transistor penguat kelas B diletakkan pad titik B (titik cut-off). Dengan kondisi seperti ini, maka ketika tidak ada sinyal masukan, maka transistor tidak mengkonsumsi arus listrik. Penguat jenis ini dikenal juga sebagai penguat push-pull karena kerja dari pasangan transistor adalah bergantian. Penguat ini diterapkan sebagai penguat akhir, atau penguat sinyal besar.



Gambar 4. Penguat kelas B (push-pull).

Ketika Vin berada dalam fasa positif maka hanya transistor NPN yang ON, sedangkan ketika sinyal Vin berada dalam fasa negatif maka hanya transistor PNP yang ON. Akan tetapi karena bias tegangan transistor berasal dari sinyal Vin, maka sinyal ini akan terpotong oleh tegangan VBE, sehingga sinyal keluarannya akan mengalami kecacatan (distorsi).

Amplifier Kelas AB
Untuk mengatasi permaslahan distorsi pada penguat kelas B, maka dibuatlah penguat kelas AB. Penguat ini memiliki titik beban yang berada sedikit di atas titik B (Gambar 2), yaitu transistor dalam kondisi dibias dengan tegnagn ambang sebesar VBE. Dalam kondisi ini, maka dalam keadaan tanpa sinyal Vin, transistor tidak mengkonsumsi arus listrik. Sedangkan ketika Vin muncul maka sinyal ini tidak terpotong oleh tegangan VBE sehingga sinyal keluarannya tidak mengalami distorsi. Contoh dari penguat kelas AB adalah seperti pada Gambar 5.


Gambar 5. Penguat kelas AB.

Op-Amp (operational amplifier)

Operational Amplifier atau di singkat op-amp merupakan salah satu komponen analog yang sering digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika. Aplikasi op-amp yang paling sering dipakai antara lain adalah rangkaian inverter, non-inverter, integrator dan differensiator. Pada pokok bahasan kali ini akan dipaparkan beberapa aplikasi op-amp yang paling dasar, yaitu rangkaian penguat inverting, non-inverting differensiator dan integrator.


I. Pengertian Dasar Op-Amp
Operational Amplifier atau di singkat op-amp merupakan salah satu komponen analog yang sering digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika. Aplikasi op-amp yang paling sering dipakai antara lain adalah rangkaian inverter, non-inverter, integrator dan differensiator. Pada pokok bahasan kali ini akan dipaparkan beberapa aplikasi op-amp yang paling dasar, yaitu rangkaian penguat inverting, non-inverting differensiator dan integrator.

Pada Op-Amp memiliki 2 rangkaian feedback (umpan balik)yaitu feedback negatif dan feedback positif dimana Feedback negatif pada op-amp memegang peranan penting. Secara umum, umpanbalik positif akan menghasilkan osilasi sedangkan umpanbalik negatif menghasilkan penguatan yang dapat terukur.

Op-amp ideal
Op-amp pada dasarnya adalah sebuah differential amplifier (penguat diferensial) yang memiliki dua masukan. Input (masukan) op-amp ada yang dinamakan input inverting dan non-inverting. Op-amp ideal memiliki open loop gain (penguatan loop terbuka) yang tak terhingga besarnya. Seperti misalnya op-amp LM741 yang sering digunakan oleh banyak praktisi elektronika, memiliki karakteristik tipikal open loop gain sebesar 104 ~ 105. Penguatan yang sebesar ini membuat op-amp menjadi tidak stabil, dan penguatannya menjadi tidak terukur (infinite). Disinilah peran rangkaian negative feedback (umpanbalik negatif) diperlukan, sehingga op-amp dapat dirangkai menjadi aplikasi dengan nilai penguatan yang terukur (finite).

Impedasi input op-amp ideal mestinya adalah tak terhingga, sehingga mestinya arus input pada tiap masukannya adalah 0. Sebagai perbandingan praktis, op-amp LM741 memiliki impedansi input Zin = 106 Ohm. Nilai impedansi ini masih relatif sangat besar sehingga arus input op-amp LM741 mestinya sangat kecil.

Ada dua aturan penting dalam melakukan analisa rangkaian op-amp berdasarkan karakteristik op-amp ideal. Aturan ini dalam beberapa literatur dinamakan golden rule, yaitu :

Aturan 1:Perbedaan tegangan antara input v+ dan v- adalah nol (v+ - v- = 0 atau v+ = v- )
Aturan 2:Arus pada input Op-amp adalah nol (i+ = i- = 0)

Inilah dua aturan penting op-amp ideal yang digunakan untuk menganalisa rangkaian op-amp.

II. Karakteristik Dasar Op-Amp

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa pada dasarnya Op-amp adalah sebuah differential amplifier (penguat diferensial), yang mana memiliki 2 input masukan yaitu input inverting (V-) dan input non-inverting(V+), Rangkaian dasar dari penguat diferensial dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini:


Gambar 1 : Penguat Diferensial
Pada rangkaian diatas, dapat diketahui tegangan output (Vout) adalah Vout = A(v1-v2) dengan A adalah penguatan dari penguat diferensial ini. Titik input v1 dikatakan sebagai input non-iverting, sebab tegangan vout satu phase dengan v1. Sedangkan sebaliknya titik v2 dikatakan input inverting sebab berlawanan phasa dengan tengangan vout.

Diagram Blok Op-amp
Op-amp di dalamnya terdiri dari beberapa bagian, yang pertama adalah penguat diferensial, lalu ada tahap penguatan (gain), selanjutnya ada rangkaian penggeser level (level shifter) dan kemudian penguat akhir yang biasanya dibuat dengan penguat push-pull kelas B. Gambar-2(a) berikut menunjukkan diagram dari op-amp yang terdiri dari beberapa bagian tersebut.


gambar-2 (a) : Diagram blok Op-Amp

gambar-2 (b) : Diagram schematic simbol Op-Amp

Simbol op-amp adalah seperti pada gambar-2(b) dengan 2 input, non-inverting (+) dan input inverting (-). Umumnya op-amp bekerja dengan dual supply (+Vcc dan –Vee) namun banyak juga op-amp dibuat dengan single supply (Vcc – ground). Simbol rangkaian di dalam op-amp pada gambar-2(b) adalah parameter umum dari sebuah op-amp. Rin adalah resitansi input yang nilai idealnya infinit (tak terhingga). Rout adalah resistansi output dan besar resistansi idealnya 0 (nol). Sedangkan AOL adalah nilai penguatan open loop dan nilai idealnya tak terhingga.

Saat ini banyak terdapat tipe-tipe op-amp dengan karakterisktik yang spesifik. Op-amp standard type 741 dalam kemasan IC DIP 8 pin. Untuk tipe yang sama, tiap pabrikan mengeluarkan seri IC dengan insial atau nama yang berbeda. Misalnya dikenal MC1741 dari motorola, LM741 buatan National Semiconductor, SN741 dari Texas Instrument dan lain sebagainya. Tergantung dari teknologi pembuatan dan desain IC-nya, karakteristik satu op-amp dapat berbeda dengan op-amp lain.

Sunday, May 9, 2010

Transfer data/file melalui bluetooth ke/dari komputer

Berikut adalah contoh langkah transfer data dari handphone ke komputer menggunakan bluetooth:
1. Pasang bluetooth di komputer, tentunya drivernya juga sudah Anda instal sebelumnya.
2. Aktifkan bluetooth di handphone Anda, beri nama bluetooth Anda jika belum ada.
3. Sekarang lakukan pendeteksian, dengan cara buka My Computer > My Bluetooth Place
4. Klik ganda Add a Bluetooth Device
5. Hingga muncul kotak dialog Bluetooth Setup, lalu tekan Next. Biarkan proses pencarian bluetooth (pada handphone) dilakukan secara otomatis oleh komputer.
6. Jika belum muncul tekan Search Again sampai muncul.
7. Jika sudah muncul, seleksi dan klik Next, sehingga akan muncul beberapa pilihan aktifkan semua pilihan tersebut dengan memberi checklist. Tekan OK.
8. Tekan Finish.
9. Sekarang tinggal melakukan transfer data, misalnya musik MP3, klik kanan lalu pilih Send to > Bluetooth > nama bluetooth.
10. Tunggu beberapa saat hingga pengiriman selesai.
~¤ Fareed Read ¤~

Wednesday, May 5, 2010

Basic Harmony - Intervals

Interval adalah jarak antara 2 nada, kemampuan untuk mengidentifikasi interval secara instant adalah kemampuan yang harus dimiliki dengan baik terutama bagi pemain bass, sebab di dalam memainkan bass biasanya kita hanya memainkan satu-persatu nada secara bergantian. Satuan ukuran terkecil dalam musik barat adalah setengah nada (half step). Pada bass half step dapat dimainkan dengan memindahkan (naik atau turun) suatu nada ke nada di fret sebelahnya dalam senar yang sama. Untuk mengetahui semua jenis interval kita akan menggunakan C Major Scale, sebab semua jenis scale (seperti minor) adalah turunan dari Major Scale.

Gambar 1. C Major Scale




Pada dasarnya ada dua jenis interval yakni Harmonic dan Melodic Interval,
Harmonic interval adalah interval yang dimainkan secara bersamaan (simultan),
sedangkan Melodic Interval adalah interval yang dimainkan secara bergantian atau
satu persatu. Untuk lebih jelasnya lihat Gambar 2.

Gambar 2. Harmonic & Melodic Interval


Untuk menentukan penamaan, digunakan angka sesuai dengan urutan nada tersebut di dalam scale, sebagai contoh: F adalah interval ke 4 dari C (C-D-E-F). Penamaan ini sering disebut Interval Quantity.
Untuk menambah keakuratan interval (mengetahui jumlah half step yang terbentuk) dan mengetahui karakter suara yang akan dikeluarkan oleh tiap interval, maka digunakan Interval Quality. Hal ini penting sebab nada yang memiliki nama interval yang sama belum tentu memiliki jumlah half-steps yang sama. Sebagai contoh:

Gambar 3. Perbandingan Interval




Dari gambar diatas terlihat bahwa kedua not memiliki jarak yang sama yakni 3 not, namun C ke E berbeda dari C ke Eb dari segi kualitasnya. Kualitas sebuah not dapat diukur melalui perbandingan interval tersebut dengan Major Scale, maka kita harus terlebih dahulu menentukan interval dari setiap nada di Major Scale. Berikut adalah Interval yang terbentuk di C Major Scale dengan 2 kemungkinan penjarian pada Bass 4 senar untuk setiap interval:





Interval yang terjadi didalam satu octave disebut juga Simple Interval. Berdasarkan interval yang terbentuk pada C Major Scale, kita dapat menentukan Interval Quality yang lain seperti: minor, diminished, augmented dengan memodifikasi interval diatas.
Jika jarak interval antara 2 nada diperkecil Half-step (diturunkan ½ nada) maka interval MAJOR menjadi MINOR, dan interval PERFECT menjadi DIMINISHED.



Jika jarak interval antara 2 nada diperbesar Half-step (dinaikkan ½ nada) maka interval MAJOR & PERFECT akan menjadi interval AUGMENTED sedangkan interval MINOR akan menjadi MAJOR.



Interval dengan dua nama atau interval quality yang berbeda bisa saja memiliki bunyi yang sama, interval semacam ini disebut Enharmonic. Jarak antara C-Eb adalah minor 3rd, sedangkan C-D# adalah augmented 2nd, kedua interval ini memiliki bunyi yang sama. Interval enharmonic juga dapat memiliki Interval Quality yang sama dan tetap dinamakan berbeda, seperti: C#-F# dan Db-Gb, jika diperhatikan keduanya merupakan interfal perfect 4th namun memiliki nada yang enharmonic.
Jika nada root ( C ) kita pindahkan satu octave keatas, maka akan terbentuk interval baru yang disebut Interval Inversion. Sebagai contoh perhatikan gambar 7 berikut:

Gambar 7. Inversion


Jika kita perhatikan interval pertama adalah Major 3rd, setelah nada C dinaikkan satu octave keatas maka interval tersebut berubah menjadi minor 6th. Ada cara mudah untuk menentukan nama sebuah interval jika akan di inversi yakni:
1. Kurangkan angka 9 dengan angka interval yang akan mengalami inversion
2. Rubah Interval quality-nya sebagai berikut
a. Interval major menjadi minor dan sebaliknya
b. Interval augmented menjadi diminished dan sebaliknya
c. Interval perfect tetap sebagai perfect
Jika kita sesuaikan dengan contoh diatas maka: 9 -3 = 6, dan major dirubah menjadi minor. Contoh lain adalah interval dari C ke F yakni perfect 4th, jika dilakukan Inversion maka maka akan menjadi perfect 5th (9 - 4 = 5, perfect tetap sebagai perfect), jika dilihat interval perfect berarti "sempurna", interval perfect 4th jika di inversi akan menjadi perfect 5th dan sebaliknya perfect 5th akan menjadi perfect 4th.

Kemampuan untuk menganalisis interval inversion secara cepat adalah skill yang sangat dibutuhkan oleh setiap musisi, terutama saat akan mentranspose sebuah lagu. Jika sebuah lagu memiliki nada dasar C major dan di transpose menjadi A Major, akan sangat mudah menurunkan seluruh lagu sebesar minor 3rd ke bawah dari pada menaikkan lagu tersebut sebesar major 6th ke atas, sebab posisi nada C ke A pada bass lebih dekat jika diturunkan dari fret ke-8 ke fret ke-5 pada senar 4 dari pada menaikkan dari fret ke-8 senar 4 ke fret ke-7 senar 2. Dengan cara ini akan sangat mudah mentranspose semua lagu ke semua kunci.
Jika C Major Scale kita perluas menjadi 2 octave, maka interval tersebut akan berlanjut menjadi Compound Interval. Penamaan untuk compound interval juga lanjutan dari simple interval. Interval quality seperti major, minor, perfect, augmented, dan diminished juga berlaku dengan cara yang sama.





Pada dasarnya compound interval hanyalah lanjutan dari simple interval, jadi perfect 11th adalah perfect 4th yang dimainkan satu octave diatasnya. Kecuali saat dibutuhkan, penamaan compound interval biasanya akan sama dengan simple interval, seperti Major 10th biasanya akan tetap ditulis sebagai Major 3rd.

Interval juga dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian besar yakni: Diatonic Interval dan Chromatic Interval. Diatonic interval adalah semua interval yang terbentuk dalam satu kunci, sebagai contoh dalam C major, diatonic interval dapat dibentuk dengan mengkombinasikan nada: C, D, E, F, G, A, B, C. Penambahan sharp atau flat (# atau b) pada setiap nada diatas akan menghasilkan chromatic interval (non-diatonic).

Tablature yang disediakan sebagai referensi dimana interval-interval tersebut terbentuk pada bass, biasanya posisi dari setiap interval relatif sama dari nada dasar apapaun anda memainkannya. Latih semua interval ke semua key center pada seluruh jangkauan fingerboard bass anda.

Untuk lebih mengusai interval anda dapat berlatih menyanyikan interval yang terbentuk untuk lebih mudah mengingat bunyi interval tersebut, jika anda pernah membaca buku Gary Willis - "Ultimate Ear Training For Guitar & Bass" maka buku tersebut dapat menjadi referensi anda untuk latihan mengingat seluruh interval pada bass anda. Setiap orang memiliki cara berbeda untuk mengingat bunyi interval, beberapa orang mencocokkan interval tertentu dengan melodi pada lagu-lagu yang telah umum, misalnya: major 2nd sama dengan melodi awal lagu "Ibu Kita Kartini", diminished 5th sama dengan intro lagu tema "The Simpsons" atau major 3rd sama dengan melodi bass di awal lagu "Sweet Child O' Mine" dan lain-lain, ini cara yang sangat baik temukan lagu anda sendiri. Anda juga dapat mencoba beberapa latihan berikut ini. Nyanyikan seluruh interval bersamaan anda memainkannya pada bass anda, jika anda semakin mahir maka mainkan hanya nada root saja pada bass anda dan nyanyikan intervalnya tanpa memainkannya pada bass anda, misalnya interval major 3rd, mainkan nada C pada bass dan nyanyikan nada E, setelah itu cek kembali pada bass anda apakah anda telah menyanyikannya dengan benar. Jika ternyata anda salah jangan berhenti bernyanyi, sambil terus bernyanyi coba cari pada bass anda nada apa yang sedang anda nyanyikan dan bandingkan dengan nada yang benar. setelah anda semakin mahir coba langsung nyanyikan interval mana saja secara acak tanpa memainkan bass sama sekali dan coba bandingkan anda sudah sedekat apa dengan interval yang benar pada bass anda. Jangan lupa untuk melatih interval secara turun (descending) misalnya: pada interval perfect 5th di C major, bunyikan terlebih dahulu nada G pada bass anda lalu nyanyikan root-nya. Jika latihan-latihan tersebut anda lakukan dengan rutin maka kemampuan musikal anda tentu juga akan berkembang dan anda akan semakin menguasai instrument anda. Sebagai catatan cukup sulit menyanyikan nada rendah yang terdapat pada bass, untuk mengatasinya anda dapat menyanyikan satu octave atau lebih diatas nada yang anda mainkan pada bass.

Jika anda ingin mengenal bass anda lebih baik maka anda dapat memulai dari sesuatu yang sederhana seperti interval. Semoga artikel ini dapat membantu anda, seperti biasa saran dan kritik akan sangat diharapkan. Sampai jumpa di artikel-artikel selanjutnya.


Keep on groovin'

Fikry
__________________
www.grooveman.co.cc

Modes

Modes, mengutip definisi dari Pocket Music Dictionary

" A type of scale with a specific arrangements of intervals "

ke 7 modes dalam ionian system mempunyai jarak2 interval yg membuat masing2 modes mempunyai warna sendiri.

apa fungsi modes? modes berfungsi sebagai coloring atau pewarna, modes akan memberi warna pada solo anda, tentu saja jgn asal ngewarnain, tp liat juga chord dan chord degree nya.

modes bermula pada masa paus gregory, krn itu modes ini nama panjang nya adalah Gregorian Modes, lazim juga disebut Ionian System. pada jaman paus gregory, musisi gereja menggunakan nya dalam nyanyian2 pujaan dalam bentuk chanting.

karena modes adalah pewarna, masing2 modes mempunyai warna yg khas, yah masing2 orang punya definisi sendiri akan warna itu, punya cara pandang sendiri dlm melihat warna itu, tapi yg menyatukan semua cara pandang itu adalah Function Harmony

Ionian = Degree I
Dorian = Degree II -
Phrygian = III -
Lydian = IV
Mixolydian = V dominant
Aeolian = VI -
Locrian = VII dim.

secara standar dan natural, kalo di suatu lagu kita bertemu degree II - misalkan, solo anda tidak mungkin fals jika menggunakan dorian. untuk tingkat yg lebih advance kita bisa kelompokan mana saja modes2 yg termasuk major, dan mana yg minor, jadi untuk tingkat yg lebih advance, kita bisa saja solo di degree II - menggunakan aeolian.

Penggunaan Modes :

kalo lagu nya masih di satu key, penggunaan modes gampang sekali, misal ada progresi :

C F G C

kalo di analisa secara degree, progresi tsb ada di key of C, dgn degree I IV V I, karena itu solo nya ketika di C ( I ) = C Ionian, F ( IV ) = F lydian, G ( V ) = G mixolydian dan kembali ke C Ionian. kalo solo gak perlu harus dimulai dari root, malah jadi hambar kalo mulai dari root, misal ketika di F ( IV ), kita bisa solo dgn memulai dari nada G ( option 9), ato dari D (option 13) dll, dari F jg gak masalah, tp rasa nya hambar aja, krn chord nya udah F, lalu kita teken F juga, jd gak ada perluasan harmony.

itu yg basic, gimana kalo ketemu progresi spt ini :
| Dm7 | G7 | Cm7 | F7 | Fm7 | Bb7 | Cmaj7 | Ebm7 | Dm7 | Cmaj7

kalo udah bisa nganalisa progresi diatas, pasti pemahaman nya akan modes udah bener.. hehehe.

selain basic seven ionian system modes, harmonic minor juga mempunya 7 modes, melodic minor jg akan punya 7 modes. seru kan musik? hahahaha.....

oh iya, untuk solo supaya enak dan nyambung bikin lines nya, cara nya adalah, misalkan nih :

C Am

maka di C kita pake C ionian, dan di Am kita pake A aeolian. ketika akan pindah ke Am, tentuin target not nya, elo mo maen nada apa di ketukan 1 ketika di Am, let's say elo mo ambil 9 nya, which is nada B. maka nada terakhir ketika di C jgn ambil jauh2, bisa elo ambil C (jarak minor 2nd), ato ambil D jg gpp (minor 3rd), tp jangan ambil G satu oktaf diatas, jd nya jomplang dan keputus, kalo ambil G yg dibawah B (jarak major 3rd), masih gpp. Jadi ketika solo itu elo harus bener2 dlm keadaan sadar mo ngapain, jgn ngelamun hahahaha, inti nya gitu aja sih. coba di dengerin baek2 juga, krn kuping kita itu setting default nya dari Tuhan pasti akan bisa ngenalin mana nada2 yg logis, mana yg gak logis.