Sebelum kita membandingkan
kedua kemampuan otak yang
dimiliki oleh manusia dan
lebah, marilah kita menyimak
kemampuan sang lebah.
Lebah madu membuat tempat
penyimpanan nektar yang
diubah menjadi madu dalam
ruangan yang berbentuk
heksagonal. Sebuah bentuk
penyimpanan yang paling
efektif dibandingkan bentuk
geometris yang lain. Lebah
menggunakan bentuk yang
memungkinkan mereka
menyimpan madu dalam
jumlah maksimum dengan
menggunakan bahan yang
paling sedikit.
Para ahli matematika kagum
pada perhitungan lebah yang
sangat cermat. Aspek lainnya
yang juga mengagumkan
adalah cara mereka
berkomunikasi diantara
sesama anggota koloni
mereka, yang sukar untuk
dipercayai. Setelah
menemukan sumber
makanan, lebah pemandu
yang bertugas mencari bunga
yang memiliki nektar (sari
madu bunga sebagai bahan
madu sebelum diubah menjadi
madu oleh lebah) terbang
lurus ke sarangnya. Ia
memberitahukan kepada
lebah – lebah yang lain arah
sudut dan jarak sumber
makanan dari sarang dengan
sebuah tarian khusus. Setelah
memerhatikan dengan
seksama isyarat tersebut,
akhirnya lebah – lebah yang
lain mengetahui posisi sumber
makanan tersebut dan mampu
menemukannya tanpa
menemui hambatan.
Lebah menggunakan cara
yang sangat menarik ketika
membuat sarang. Mereka
mulai membangun sel – sel
tempat menyimpan nektar
dan madu juga anak – anak
lebah dari sudut – sudut yang
berbeda. Mereka terus
bekerja hingga pada akhirnya
meraka bertemu ditengah –
tengah. Setelah pekerjaan
selesai, tidak nampak adanya
ketidakserasian ataupun
perbaikan pada sel – sel
tersebut.Sejak jutan tahun
yang lalu lebah telah
menghasilkan madu sepuluh
kali lebih banyak daripada
yang mereka perlukan. Satu –
satunya alasn mengapa
binatang yang melakukan
segala perkiraan secara
terinci ini menghasilkan madu
secara berlebihan adalah agar
manusia dapat memperoleh
manfaat dari madu yang
mengandung ”obat” bagi
manusia. Sebagaimana firman
Allah, ”Madu adalah obat
yang menyembuhkan bagi
manusia”. Fakta ilmiah ini
telah dibenarkan oleh para
cendekiawan yang bertemu
pada World Apiculture
Conference yang diadakan
pada 20 – 26 September 1993
di China. Dalam pertemuan
tersebut dibicarakan tentang
pengobatan menggunakan
ramuan yang berasal dari
madu.
Para peneliti Amerika
mengatakan bahwa madu,
royal jelly, serbuk sari, dan
propolis (getah lebah) dapat
mengobati berbagai macam
penyakit. Seorang doktor
berasal dari Rumania
mengatakan bahwa ia
mencoba menggunakan madu
untuk mengobati penyakit
katarak, dan 2002 dari 2094
penderita sembuh sama
sekali. Para doktor dari
Polandia juga mengatakan
dalam pertemuan tersebut,
bahwa getah lebah dapat
membantu menyembuhkan
berbagai jenis penyakit seperti
wasir, penyakit kulit, penyakit
ginekologis, dan penyakit
lainnya.
Kehidupan lebah dalam
sarang dan pembuatan
madunya sangatlah
menakjubkan. Tanpa
membahasnya dengan
terperinci, marilah kita
mengamati ciri – ciri utama
”kehidupan masyarakat”
lebah. Lebah harus
melaksanakan banyak tugas
dan mereka mengatur semua
ini dengan pengaturan yang
luar biasa. Salah satunya
adalah dengan pengaturan
kelembaban dan pengaturan
udara.Kelembaban sarang
membuat memiliki tingkat
keawetan yang tinggi. Suhu
udara harus dujaga pada
batas – batas tertentu. Pada
kelembaban diatas atau
dibawah batas ini, madu akan
rusak serta kehilangan
keawetan dan kehilangan
gizinya. Sarang harus bersuhu
35 derajat celcius selama 10
bulan pada tahun tersebut.
Untuk menjaga suhu dan
kelembaban sarang ini pada
batas tertentu, ada kelompok
khusus yang bertugas menjaga
pertukaran udara. Jika hari
panas, terlihat lebah sedang
mengatur pertukaran udara
didalam sarang. Jalan masuk
sarang dipenuhi lebah. Sambil
menempel pada kayu, mereka
mengipasi sarang dengan
sayap – sayap mereka. Udara
yang ada didalam sarang
terdorong oleh angin dari
kipasan sayap para lebah yang
ada di luar. Lebah pengatur
pertukaran udara yang
bekerja di dalam sarang,
mendistribusikan / mendorong
kesemua sudut sarang.
Perangkat pertukaran udara
ini juga bermanfaat
melindungi sarang dari asap
dan pencernaan udara.
Upaya lebah untuk menjaga
mutu madu tidak terbatas
hanya pada pengaturan
kelembaban dan panas.
Dalam sarang terdapat
jaringan pemeliharaan
kesehatan yang sempurna
untuk mengendalikan segala
peristiwa yang memungkinkan
berkembangnya bakteri.
Tujuan utama penataan ini
adalah menghilangkan zat –
zat yang memungkinkan
berkembangnya bakteri itu.
Prinsipnya adalah mencegah
zat – zat asing masuk ke
dalam sarang. Untuk itu, dua
penjaga selalu ditempatkan
pada pintu sarang. Jika suatu
zat asing atau serangga
memasuki sarang walau sudah
ada tindakan pencegahan ini,
maka semua lebah bertindak
untuk mengusirnya dari
sarang.
Kehidupan lebah dalam
sarang serta pembuatan madu
oleh mereka sangatlah
menakjubkan. Lebah
melakukan banyak pekerjaan
dan mereka berhasil
melakukannya dengan baik
melalui pengaturan dan
pengorganisasian yang luar
biasa. Untuk membuang
benda asing yang lebih besar,
mereka menggunakan cara
lain, lebah akan membalsam
benda tersebut. Mereka akan
menghasilkan suatu zat yang
juga disebut ”propolis” (getah
lebah) untuk
pembalsemannya. Getah
lebah ini dihasilkan dengan
cara menambahkan cairan
khusus yang mereka
keluarkan dari tubuh kepada
getah yang dikumpulkan dari
pohon – pohon seperti pinus,
hawwar dan akasia. Getah
lebah juga digunakan untuk
menabal keretakan pada
sarang. Setelah ditambalkan
pada sarang, getah tersebut
akan mengering ketika
bereaksi dengan udara dan
membentuk permukaan yang
keras. Dengan demiian,
sarang dapat bertahan dari
ancaman luar. Lebah
menggunakan zat ini hampir
pada semua pekerjaan
mereka. Sampai di sini, akan
timbul berbagai pertanyaan.
Propilis mencegah bakteri
apapun hidup di dalamnya, ini
menjadikan propolis sebagai
zat terbaik untuk
pembalsaman. Bagaimana
lebah mengetahui bahwa zat
tersebutlah yang terbaik?
Bagaimana lebah mengasilkan
suatu zat, yang hanya bisa
dibuat manusia dalam
laboratorium dan
menggunakan teknologi, serta
dengan pemahaman ilmu
kimia? Bagaimana mereka
mengetahui bahwa serangga
yang mati dapat
mendatangkan kuman atau
bakteri dan bahwa
pembalsaman akan mencegah
hal itu? Sudah jelas lebah
tidak memiliki pengetahuan
apapun tentang ini, apalagi
laboratorium. Lebah hanyalah
seekor serangga yang
panjangnya 1-2 cm dan ia
melakukan ini semua dengan
apa yang telah diilhamkan
oleh Tuhannya.
Nah, itulah sekilas
kemampuan lebah yang luar
biasa dahsyat.
Pertanyaannnya adalah,
berapa jumlah sel otak lebah
sehingga dapat melakukan
semua itu? Jawabannya adalah
7.000 sel otak. Pertanyaan
berikutnya, berapakah jumlah
sel otak manusia? Jawabannya
adalah 1 triliun sel otak, yang
terdiri dari 100 miliar sel aktif
dan 900 miliar sel yang
menghubungkannya.Sekarang
kita bandingkan jumlah sel
otak manusia dengan sel otak
yang dimiliki oleh lebah, yaitu
1 triliun berbanding 7.000
sama dengan 142.857.143 kali.
Angka ini bisa menjadi
gambaran kemampuan
manusia seharusnya. Dengan
7.000 sel otak saja lebah
mampu melakukan hal – hal
yang luar biasa dahsyat,
apalagi kita manusia yang
memiliki sel otak sebanyak
142.857.143 kali lipat.
DO YOU KNOW? Otak
manusia adalah alam semesta
seberat satu kilogram. Otak
manusia diibaratkan alam
semesta. Pernyataan ini tidak
berlebihan. Hal ini
berhubungan dengan potensi
atau kapasitas otak itu sendiri.
Faktanya: Jika seluruh
informasi buku perpustakaan
di dunia atau seluruh
informasi jaringan
telekomunikasi di dunia
dimasukkan ke dalam otak,
maka otak manusia tidak akan
penuh, Jika setiap 10 detik
dimasukkan 10 informasi
sampai kita meninggal ke
dalam otak kita, misalnya
sampai umur 100 tahun, maka
otak manusia belum terisi
separuhnya, Kapasitas otak
manusia adalah angka satu
diikuti angka nol yang
panjangnya adalah 105 juta
kilometer angka standar,
Gambarannya adalah jika kita
mengetik angka nol dengan
menggunakan huruf standar
pada laptop, panjangnya
hanya 30-40 cm, Deretan nol
sepanjang 105 juta kilometer
adalah sebanding dengan
perjalanan bumi ke bulan
banyak 14 kali pulang pergi,
Potensi otak manusia yang
digunakan rata – rata hanya
sekitar 0.0001% potensi otak
manusia sesungguhnya. Inilah
salah satu keajaiban otak
manusia. Kita patut
mensyukurinya dengan cara
mengoptimalkan kemampuan
otak kita. Selamat mencoba !
Oleh: Dewi Zukhriyah Mayah
Saturday, December 12, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment